Tentang Omah Moco
Kini budaya literasi
di Indonesia menjadi
persoalan yang sangat
menarik untuk diperbincangkan. Mengingat budaya literasi di Indonesia
masih rendah dan belum mendarah daging
dikalangan masyarakat. Ditengah
melesatnya budaya populer, buku
tidak pernah lagi menjadi prioritas utama. Bahkan masyarakat lebih mudah
menyerap budaya berbicara dan mendengar, dari pada membaca kemudian
menuangkannya dalam bentuk tulisan.
Masyarakat Indonesia masih lebih
banyak didominasi oleh budaya komunikasi lisan atau budaya tutur.
Masyarakat cenderung lebih senang menonton dan mengikuti siaran televisi
ketimbang membaca.
Literasi sendiri secara sederhana diartikan sebagai kemampuan
membaca dan menulis. Dalam konteks pemberdayaan masyarakat, literasi mempunyai
arti kemampuan memperoleh informasi
dan menggunakannya untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat. Budaya
membaca dan menulis pada masyarakat Indonesia sampai menghadapi milenium baru
ini sebenarnya masih sangat memprihatinkan. Buku-buku pelajaran tak lagi
menjadi teman setia pelajar masa
kini. Budaya membaca,
menulis dan berdiskusi
tak lagi menjadi
ciri khas pelajar yang konon
sering disebut sebagai generasi penerus bangsa ini. Padahal ada pepatah yang
mengungkapkan bahwa buku adalah gudangnya ilmu dan membaca adalah kuncinya.
Dalam membangun budaya literasi perlu kesadaran diri sendiri oleh
masyarakat. Seperti membiasakan membaca buku, majalah, koran atau sumber
informasi lainnya. Dan juga membiasakan kegiatan menulis seperti membuat
catatan. Peran pemerintah juga dituntut besar, seperti memperkuat dunia
pembukuan, memperbanyak taman bacaan atau perpustakaan, mensubsidi
buku-buku,membantu distribusi buku serta yang paling penting yaitu menggalakkan
budaya membaca.
Maka untuk menunjang literasi di lingkungan Wonotingal dan
sekitarnya tercetuslah untuk mendirikan Komunitas
Omah Moco yang menjadi salah satu komunitas literasi yang ditujukan bagi
pemenuhan akses literasi masyarakat di Wonotingal dan sekitarnya. Berbagai
program dibentuk untuk memperluas daya cakup komunitas dalam menyediakan bahan
literasi bagi masyarakat.
Logo/ Simbol
Logo berbentuk buku yang menaungi nama komunitas dengan
arti bahwa buku dapat mempersatukan dan menjadi payung untuk semua
golongan.
Kaca Mata melambangkan rajin membaca maka akan kaya ilmu
Blangkon melambangkan ciri khas jogjakarta dengan budayanya.
Visi :
Menggerakkan aras perjuangan literasi melalui komunitas
terwujudnya manusia berdaya emansipatif dalam membangun kehidupan yang lebih
baik.
Misi
:
1. Menyediakan ruang literasi sebagai ruang hidup.
2. Mempromosikan nilai-nilai yang emansipatif bagi pembentukan
komunitas yang lebih manusiawi melalui spirit literasi.
3. Memperkuat kehidupan komunitas melalui paradigma organik.
Program-Program
Literasi
Program literasi di Komunitas Omah Moco dilakukan
1. Aktivitas Perpustakaan 24
Jam. Komunitas Omah Moco membuka akses peminjaman dan fasilitas
membaca selama 24 jam. Hal ini dilakukan berdasarkan perhitungan waktu akses
baca masyarakat yang berubah dan bergantung dari siklus waktu akses buku.
Sasaran dari Perpustakaan 24 Jam terutama adalah masyarakat dusun Wonotingal,
akan tetapi bebas akses bagi siapa saja yang dapat menjangkau kantor Komunitas
Omah Moco.
2. Diskusi bulanan dengan media film atau pun mendatangkan narasumber
yang lebih menguasai ilmu lebih sesuai tema yang diangkat. Target peserta
adalah anak-anak dan pemuda sekitar kantor.
Mari Gabung bergerak bersama !!!
Mantep banget, semoga sukses terus OmahMoco
BalasHapusSalam literasi :)